Langsung ke konten utama

Kak Seto Sesalkan Penghapusan Ditjen PAUD Dikmas

Ketua LPAI, Seto Mulyadi. Foto: Medcom.id/Muhammad Syahrul Ramadhan

Jakarta: Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi menyesalkan penghapusan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) di tubuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Peran pendidikan nonformal yang menjadi salah satu urusan yang digawangi ditjen tersebut tidak bisa dianggap sebelah mata perannya dalam kemajuan pendidikan di Tanah Air.

"Kami sesalkan, karena Ditjen PAUD Dikdasmen dihapus, padahal di dalam UU itu sudah jelas ada jalur formal, nonformal dan informal," kata Seto saat dihubungi Medcom.id, Kamis, 9 Januari 2020.

Kak Seto, panggilan akrabnya mengatakan, peran pendidikan nonformal tidak bisa dikesampingkan. Toh, banyak juga lulusan pendidikan nonformal bisa berprestasi di jalur akademik tanpa menempuh pendidikan dasar yang formal.

"Dengan tidak adanya ini (Ditjen PAUD Dikmas) kami mempertanyakan, banyak yang cukup sukses dan ada jalur nonformal yang diterima di kedokteran UI, UGM, USU, Unhas, ITB, IPB bahkan Harvard University. Ini (lulusan nonformal) banyak sukses kok tiba-tiba tidak ada dan lalu dinaungi oleh siapa. Ini menjadi kegelisahan," tegas Kak Seto.
Ia meminta klarifikasi dari Mendikbud Nadiem untuk segera menjelaskan urgensi penghapusan Ditjen PAUD Dikmas. Begitu juga tindak lanjut nasib pendidikan nonformal pascadilebur ke direktorat lainnya.
"Kemarin juga ada demo kan dari pegiat. Jadi mohon segera ada klarifikasi segera dari Mas Menteri mengenai Perpres (Perpres 82 tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)ini," ungkap Kak Seto.

Kak Seto menuturkan, pendidikan informal dan nonformal masih sangat dibutuhkan. Karena tidak semua peserta didik bisa dimasukkan ke dalam sekolah formal.
"Kami selaku praktisi untuk kegiatan pendidikan nonformal dan informal ini melihat cukup banyak yang sukses, jadi enggak semua anak bisa dipaksa ikut jalur formal. Ada yang tidak cocok dengan jalur formal gimana nanti bisa timbul masalah," ujarnya.

Untuk diketahui, urusan PAUD Dikmas pascapenghapusan ditjen dilebur dengan Pendidikan Dasar dan Menengah menggunakan nomenklatur baru, yakni Ditjen PAUD Dikdasmen. Sementara untuk urusan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) juga dilebur dengan pendidikan formal (dikdasmen), karena di nomenklatur baru tersebut tidak ada unit khusus yang secara khusus mengurus Dikmas.
Sebelumnya, Sejumlah pegiat pendidikan nonformal dari sejumlah daerah mendesak bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Desakan tersebut disampaikan dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020.

"Pak Menteri...Pak Menteri.. tolonglah Pak Menteri. Kita luruskan kembali Perpres 82/2019. Kami tidak nakal Pak Menteri, tapi mengapa 'rumah' kami digusur," ujar Ketua Umum Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Indonesia, Sri Sumarwati.
Sumarwati yang menggunakan kursi roda saat protes tersebut menjelaskan, pihaknya memprotes Perpres 82/2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam aturan tersebut dijelaskan mengenai nomenklatur Kemendikbud yang mengalami perubahan.
Sumber: https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GNlYp45b-kak-seto-sesalkan-penghapusan-ditjen-paud-dikmas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH BERDIRINYA PKBM DI INDONESIA

SEJARAH BERDIRINYA  PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT  (PKBM)  Sejak deklarasi Dunia tentang ”Pendidikan Untuk Semua (Education for all)” di jomtien, Thailand Tahun 1990 oleh 155 negara, gagasan Community Learning Center (CLC) mulai dikembangkan di berbagai negara. CLC digagas sebagai bentuk keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam menyediakan pendidikan bagi semua kalangan khususnya masyarakat yang tidak dapat terjangkau pendidikan formal.  Jepang telah mengenal semacam CLC yang disebut Kominkan sejak tahun 1948, sebagai bagian dari bentuk kebangkitan kembali masyarakatnya. Diprakarsai oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dengan terlebih dahulu melalui berbagai upaya dan penelitian untuk mencari model yang tepat, di indonesia sosialisasi CLC dimulai tahun 1997, selanjutnya indonesia menyebutnya sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).  Awal tahun 1998, di tengah-tengah situasi krisis negara yang sangat parah, sebagian kelompok masyarakat di indonesia menyambut gagasan

Nur Khasanah, Sukses Mengelola PKBM RNJ, Ingin Mendirikan Universitas

Nur Khasanah, S.Pd.i, Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ristek Nusantara Jaya mengkalim memiliki siswa terbanyak se-DKI Jakarta untuk kriteria lembaga penyelenggara pendidikan nonformal. Walapun mereka bersekolah di lembaga pendidikan nonformal, seperti di PKBM Ristek Nusantara Jaya, namun ijazahnya sama dengan ijazah lulusan SMA formal, yaitu ijazah negara. Sehingga, lulusan Paket C (setara SMA) dari PKBM ini dapat melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri atau swasta di Indonesia. Bahkan dapat digunakan sebagai syarat melanjutkan kuliah di luar negeri. PKBM Ristek Nusantara memiliki gedung sekolah megah tiga lantai di Jalan Jatinegara IX Nomor 45, Jakarta Pusat, dengan fasilitas ruangan ber-AC. Sungguh prestasi membanggakan bagi pejuang pendidikan di lembaga pendidikan nonformal yang dicapai Nur Khasanah, selain telah membuka cabang PKBM RNJ di Tangerang, Depok, dan Cikarang. Gedung PKMB RNJ Torehan keberhasilan yang diraih Nur Khasanah dalam mengelola PKBM

VISI MISI DAN TUJUAN PKBM CENDIKIA NUSANTARA

Visi PKBM Cendikia Nusantara adalah: Membangun masyarakat Cerdas, Modern yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Religius sehingga terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil) yang berahlak mulia Misi PKBM Cendikia Nusantara  adalah: Senantiasa belajar, mandiri untuk pengembangan diri Mendidik masyarakat yang cerdas Membangun masyarakat modern Menyiapkan mutu lulusan yang unggul dan berahlak mulia Membangun kewirausahaan Tujuan PKBM Cendikia Nusantara : Menuju masyarakat Indonesia cerdik-cendikia berakhlakul karimah, sehat jasmani-rohani, dengan mengadakan program pendidikan nonformal dan pengembangan program pelatihan kecakapan hidup.